7 Juni 2010

Revitalisasi Pramuka Harus Terintegrasi

Melihat pamor yang semakin meredup dan mulai ditinggalkan pemuda Indonesia, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menilai revitalisasi pramuka perlu dilakukan sesegera mungkin dan terintegrasi dengan kebijakan pemerintah lain, seperti kebijakan revitalisasi karakter bangsa yang sudah ada sebelumnya.

Demikian disampaikan Pelaksana Harian Deputi Bidang Pengembangan Kepemimpinan Pemuda Kemenpora D Sudradjat Rasid dalam Seminar Nasional "Mendorong Gerakan Kepanduan Melalui Percepatan Revitalisasi Gerakan Pramuka" di Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta.

"Selain terintegrasi, revitalisasi pramuka juga harus dilaksanakan secara sistemik," ujarnya, Kamis (3/6/2010), di hadapan peserta seminar.

Ia menambahkan, setiap elemen masyarakat dan juga pemerintahan perlu merasa pramuka adalah aset bangsa yang perlu dijaga dan dikembangkan. Oleh karena itu, ia berharap, dengan tumbuhnya rasa kepemilikan kolektif, akan terbangun komitmen bersama untuk mengembalikan semangat pramuka.

Menurut Sudradjat, revitalisasi pramuka perlu sejalan dengan karakter bangsa karena keduanya memiliki benang merah, yakni gerakan pramuka sebagai sarana pendidikan karakter bangsa.

"Gerakan pramuka bisa dijadikan sebagai wahana pendidikan dan pelatihan pemuda sebagai kader pemimpin bangsa yang memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan," ungkapnya.

Gerakan kepramukaan kini semakin luntur di kalangan anak muda. Gerakan yang termasuk jalur pendidikan nonformal tersebut menurut beberapa pihak telah dimaknai dangkal hanya sebatas seragam pramuka.

Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas disebutkan, pendidikan kepramukaan merupakan pelengkap pendidikan formal yang dilakukan di sekolah dan pendidikan informal yang dilakukan keluarga. Melalui gerakan kepramukaan, pemuda Indonesia diharapkan memiliki kepribadian dan akhlak mulia, cinta tanah air, dan memiliki berbagai keterampilan hidup. (sumber berita: kompas.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar